Wednesday, January 26, 2011

Mengenal Batuk dan Pilek Lebih dekat

Siapa yang belum pernah terkena batuk pilek? Rasanya jarang ada
orang yang kebal batuk pilek. Penyakit ini mudah menyerang setiap
orang, tak pandang usia maupun jenis kelamin. Datangnya pun bisa
lebih dari sekali dalam setahun, terlebih pada anak-anak. Bagi
sebagian orang, penyakit ini malah sudah dianggap penyakit langganan
yang selalu datang setiap kali terjadi perubahan musim.

Batuk pilek beda dengan infleunsa
Biasanya gejala batuk pilek dimulai 2-3 hari setelah terjadinya
infeksi. Gejalanya sangat khas, yaitu bersin-bersin, hidung berair,
hidung tersumbat, batuk, suara serak. Hal itu bisa berlangsung
kurang lebih seminggu. Biasanya hanya 2-3 hari bila gejalanya
ringan, tapi bisa sampai 2 minggu bila gejalanya tergolong parah.
Namun bila sudah lebih dari 2 minggu gejala pilek belum hilang juga,
bisa jadi penyebabnya adalah alergi.

Umumnya orang sering terkecoh, menyamakan batuk pilek dengan
influensa. Gejala awalnya memang mirip, tapi gejala batuk-pilek
lebih ringan dibandingkan influensa. Influensa cenderung menimbulkan
demam, otot kaku, dan batuk yang lebih parah. Tetapi gejala
influensa yang ringan, bisa saja mirip dengan batuk pilek. Memang
cukup sulit membedakan berdasarkan gejala.

Baik batuk pilek maupun influensa sama-sama disebabkan oleh virus,
namun jenis virus penyebabnya berbeda. Jenis virus penyebab gejala
batuk pilek dan influensa jumlahnya bisa lebih dari 200 macam. Itu
sebabnya sulit bagi tubuh kita untuk membangun kekebalan. Karena
setiap kali virus yang menyerang bisa berbeda-beda.

Pilek terjadi karena kedinginan?
Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa kedinginan bisa
menyebabkan pilek. Berdasarkan penelitian, ternyata tidak pernah
terbukti bahwa terpapar cuaca dingin, kedinginan, atau kepanasan
bisa menyebabkan pilek jika kita terinfeksi virus. Namun dr. Elson
M. Hass, seorang dokter dari Amerika yang menggabungkan pengobatan
konvensional dan alami, dalam artikelnya Staying Healthy with Dr
Elson Haas menjelaskan bahwa virus bukan satu-satunya penyebab batuk
pilek. Menurut dia, kekebalan tubuhnya lemah cenderung lebih mudah
terkena penyakit infeksi. Dan hal-hsl yang menyebabkan lemahnya
kekebalan tubuh, diantaranya adalah pola makan yang buruk, kurangnya
olahraga, stress, dan kurang tidur.

Nampaknya kita memang perlu lebih mewaspadai stres yang kita alami
sehari-hari. Karena berdasarkan penelitian, stres bisa menekan
kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi. Ketika kita
stres, terjadi peningkatan pelepasan hormon kortikosteroid, jenis
hormon yang telah diketahui bisa menekan kekebalan tubuh terhadap
penyakit infeksi. Kehidupan modern yang cenderung menimbulkan stres
diduga merupakan salah satu penyebab tingginya kasus penyakit batuk
pilek di kota-kota besar.

Mengenai pilek yang terjadi setiap perubahan musim, menurut Dr. Haas
kemungkinan yang kita alami adalah gejala detoks alami yang
gejalanya memang mirip pilek. Ketika udara menjadi lebih dingin dan
lembab, tubuh cenderung membuang sisa-sisa metabolisme dan
membersihkan lendir yang berlebihan dan yang menyumbat jaringan sel
untuk melancarkan sirkulasi darah. Dengan begitu, kita bisa
menyesuaikan diri dengan cuaca di luar.

Tingkatkan imunitas tubuh
Karena belum ada obat yang bisa membunuh virus, maka penderita batuk
pilek biasanya cenderung membiarkan saja atau minum obat yang dijual
bebas bila gejalanya ringan. Mereka baru datang ke dokter jika
gejala yang dialami tergolong berat dan sangat mengganggu. Namun
dokter pun biasanya hanya memberikan vitamin dan obat penekan gejala
batuk pilek. Obat demam diberikan jika memang ada gejalanya.

Antibiotika terkadang juga diberikan dokter. Sebenarnya antibiotika
bukanlah obat yang tepat untuk virus, tetapi lebih cocok untuk
bakteri. Tetapi jika sampai terjadi komplikasi seperti infeksi
bakteri di bagian tengah telinga atau sinusitis, antibiotika dalam
hal ini memang diperlukan.

Nampaknya, upaya pencegahan lebih mudah dilakukan daripada usaha
pengobatan. Berdasarkan penelitian, 95% orang normal akan terinkfesi
jika ada virus yang masuk ke dalam hidungnya. Namun dari setiap
orang yang terinfeksi, hanya 75% yang mengalami gejala batuk pilek.
Dua puluh lima persen sisanya meski terinfeksi vrius, ternyata tidak
mengalami gejala apapun. Diduga hal ini disebabkan karena tubuhnya
memiliki sistem kekebalan yang lebih baik.

Jadi jika ingin mencegah terjadinya batuk pilek, maka tindakan yang
paling bijaksana pertama adalah meningkatkan kekebalan tubuh.
Caranya yaitu dengan memperbaiki pola makan, berolahraga teratur,
mengatasi stres dan tidur cukup.

Kita perlu mengurangi konsumsi camilan dan minuman olahan yang
mengandung gula. Juga makanan dan minuman yang mengandung aneka
pengawet serta pewarna buatan, karena bisa menurunkan jumlah sel-sel
darah putih dalam tubuh kita dan melemahkan kemampuan sel darah
putih melawan virus. Sebaiknya tiap hari kita mengkonsumsi makanan
yang sehat, bergizi seimbang dan dengan menu yang bervariasi.
Usahakan jangan sampai kekurangan protein, vitamin A, vitamin C, dan
Seng.

Cegah terjadinya penularan
Untuk mencegah terjadinya penularan, kita perlu memahami cara virus
ini memperbanyak diri dan menimbulkan infeksi. Yang menarik dalam
hal ini, virus penyebab batuk pilek hanya memperbanyak diri di dalam
sel hidup. Di luar sel hidup, virus tersebut tidak bisa memperbanyak
diri, tetapi bisa hidup sampai terhirup bersama udara hingga masuk
ke dalam hidung bisa langsung menimbulkan infeksi.

Virus batuk pilek juga bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita
lewat mulut, hidung atau mata. Biasanya kita memang mudah terkena
batuk pilek ketika berada di dekat orang yang batuk atau bersin-
bersin. Namun yang lebih sering, virus masuk dengan perantaraan jari-
jari kita karena kebetulan menyentuk benda-benda yang telah
terkontaminasi virus seperti pulpen yang terletak di meja, tombol
start pada mesin fax atau alat fotokopi, gagang telepon, pegangan
tangga atau pintu di tempat umum, atau ketika memencet tombol untuk
menyalakan lampu. Sedikit virus saja sudah cukup untuk menimbulkan
infeksi.

Pada anak-anak penularannya bisa lebih gampang lagi karena baik di
sekolah maupun di taman bermain, kemungkinan terjadinya kontak pada
waktu bermain bersama sangat besar. Juga kalau mereka bermain
bersama dengan menggunakan mainan yang sama. Jika salah satu
terinfeksi mudah sekali menularkan pada anak-anak yang lain.

Langkah-langkah berikut ini mencegah terjadinya penularan:

Jika kondisi tubuh Anda atau anak Anda sedang kurang fit, hindari
terlalu banyak kontak dengan penderita batuk pilek.

Sehabis kontak dengan penderia atau dengan benda-benda serta
permukaan tempat yang sekiranya telah terkontaminasi virus,
segeralah mencuci tangan. Mencuci tangan bisa melepaskan virus
penyebab batuk pilek dari tangan dan jari-jari. Gerakan mencuci
tangan tersebutlah yang melepaskan virus tersebut dari tangan dan
jari-jari. Sabun dan detergen biasa yang kita gunakan memang tidak
bisa membunuh virus tetapi bisa membantu melepaskannya dari tangan
dan jari-jari kita.

Jauhkan jari-jari ANda dari mata, mulut atau hidung.

Usahakan menghindar jika ada orang yang batuk atau bersin ke arah
Anda.

Bersihkan permukaan benda-benda keras di sekeliling Anda dengan
desinfektan.

Atasi dengan cara alami
Jika kita telah telanjur mengalami gejala batuk pilek, berikut ini
ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi rasa
sakit dan mempercepat penyembuhan:

Pastikan tubuh ANda. Mendapat cukup istirahat di tempat tidur,
lepaskan sejenak rutinitas sehari-hari dan usahakan untuk menghalau
stres. Tubuh ANda perlu berisitirahat supaya mampu memerangi
penyakit ini.

Minumlah banyak cairan, terutama air putih, jus buah segar, atau teh
herbal panas.

Mengkonsumsi sup sayuran dengan bumbu bawang putih akan sangat
membantu. Karena bawang outih banyak mengandung bahan kimia yang
bisa berfungsi antimikroba, antivirus dan antiprotozoa.

Echinacea adalah herba yang telah dikenal bisa membantu mengatasi
batuk pilek. Namun herba ini hanya efektif jika dipergunakan saat
kita baru terinfeksi virus.

Vitamin C dalam dosis tetentu, meskipun tidak bisa mengobati,
setidaknya bisa mengurangi keparahan penyakit atau memperpendek
selang waktu terjadinya gejala.

Minyak esensial yang mengandung eucalyptus dan menthol telah lama
digunakan untuk mengatasi batuk pilek dan flu. Menthol banyak
terdapat pada minyak peppermint, sedang eucalyptus terdapat pada
minyak eucalyptus.

Untuk mengatasi batuk, buat ramuan madu dan jeruk nipis. Jika cukup
parah buatlah ramuan lidah buaya dan madu.

Sumber: Majalah Nirmala