Thursday, January 28, 2010

Mengapa Kita Harus Menggunakan Pigmen Alami?

Mengapa Kita Harus Menggunakan Pigmen Alami?



Pigmen alami atau orang awam nenyebutnya pewarna alami, mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pewarna sintetis :
1. Aman untuk kesehatan (tidak bersifat karsinogenik)
2. Tanpa efek samping (tidak berbahaya jika terakumulasi)
3. Murah (contoh warna kuning : kunyit)
4. Mudah di dapatkan di sekitar kita
5. Rasa dan aroma khas

Sedangkan pewarna alami mempunyai beberapa kekurangan :
1. Bersifat karsinogenik
2. Berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh
3. Melalui proses kimia sehingga harganya relatif mahal

Jenis-jenis pewarna alami :
Klorofil : hijau
Karotenoid : kuning hingga merah
Kurkuminoid : kuning
Antosianin : pink hingga violet




Gambar 1. Struktur dasar klorofil



Gambar 2. Karotenoid-likopen

Sumber klorofil :
1. Bayam
2. Spirulina
3. Daun-daunan
4. Brokoli
5. Buah-buahan

Fungsi klorofil :
1. Sebagai pewarna : pada aneka masakan, sabun (di Myanmar), kain tenun, pewarna pada lilin.
2. Fungsi kesehatan : pembersih (hati, ginjal, pencernaan, sistem peredaran darah), Regulator (asam-basa,tekanan darah dan kadar gula), regenerator sel (merangsang pembentukan firoblas untuk mengetasi luka), Penambah darah (pembentukan sel darah merah)

Genetic manipulation has two main components

Genetic manipulation has two main components :
1. Plasmid, as vector (vehicle) used to transfer and duplicate foreign genes.
2. Enzyme, function to cut DNA chain, so that it is called biology scissors and to adhere DNA fragments.
Genetic manipulation is transfer of genetic material (transfer gene) from one living organism to other occurs. Through this technique, human can control the production according to his desire.

Tuesday, January 5, 2010

Bahaya MSG

Mengapa MSG dianggap berbahaya, sehingga harus ditiadakan dari daftar menu? Apa saja bahaya kesehatan yang dihubungkan dengan MSG? Apakah semua tuduhan bahwa MSG berbahaya berdasarkan bukti ilmiah yang nyata? Bagaimana pendapat otoritas pengawas makanan ternama dunia tentang profil keamanan MSG?

MSG dibuat dari molasses tebu atau dari tepung jagung, singkong, beras, atau sagu. Melalui proses fermentasi oleh mikroba, unsur karbohidrat dari bahan-bahan tersebut diolah menjadi glutamat. Glutamat yang dihasilkan bakteri ini lalu melalui berbagai proses lagi, seperti netralisasi, dekolorisasi (membuang warna sehingga menjadi putih), pengkristalan, pengeringan, pengayakan, dan terakhir pengepakan, hingga siap untuk dipasarkan. MSG, sesuai namanya, adalah natrium dan glutamat. MSG mengandung natrium sekitar 12% dari berat MSG, dan 78% glutamat, sedangkan sisanya adalah air sebanyak 10%. Natrium adalah mineral yang juga merupakan komponen utama garam. Glutamat adalah salah satu jenis protein yang merupakan komponen alamiah berbagai jenis makanan seperti daging, ayam, makanan laut, sayuran, dan juga bumbu masak, seperti terasi.

Sekarang ini, asupan harian MSG di negara maju berkisar antara 0,3 - 1,0 gram per hari. Angka asupan ini mungkin lebih tinggi di negara-negara Asia. Pada tahun 1995 FASEB menjawab permintaan dari badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat FDA (Food and Drug Administration) untuk meneliti keamanan MSG terkait dengan banyaknya isu negatif tentang MSG. FASEB adalah singkatan dari Federation of American Societies for Experimental Biology, lembaga di Amerika Serikat yang mendedikasikan diri untuk penelitian seputar ilmu biologi dan biomedis.

Dalam laporannya pada FDA, FASEB mengemukakan fakta-fakta ilmiah sebagai berikut di bawah ini:

Apakah MSG menyebabkan timbulnya "Chinese Restaurant Syndrome"?
MSG dituduh sebagai biang keladi penyebab berbagai keluhan, yang disebut dengan istilah Chinese Restaurant Syndrome. Istilah ini berasal dari kejadian ketika seorang dokter di Amerika makan di restoran China, kemudian mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah. Sindrom ini terjadi disinyalir lantaran makanan China mengandung banyak MSG. Laporan ini kemudian dimuat pada New England Journal of Medicine pada 1968. Secara lengkap, sindrom atau kumpulan gejala itu terdiri atas:
* Rasa terbakar di bagian belakang leher, lengan atas, dan dada
* Rasa penuh di wajah
* Nyeri dada
* Sakit kepala
* Mual
* Berdebar-debar
* Rasa kebas di belakang leher menjalar ke lengan dan punggung
* Rasa kesemutan di wajah, pelipis, punggung bagian atas, leher, dan lengan
* Mengantuk
* Lemah

Berbagai penelitian ilmiah selanjutnya tidak menemukan adanya kaitan antara MSG dengan sindrom restoran China ini. Faktanya, mungkin ada sekelompok kecil orang yang bereaksi negatif terhadap MSG sehingga mengalami hal-hal tersebut. Namun belum jelas berapa persen dari penduduk yang mengalami hal ini. Selain itu, reaksi negatif MSG ini baru muncul bila orang tersebut makan sedikitnya 3 gram MSG tanpa makanan (dalam kondisi perut kosong). Keadaan ini bisa dikatakan sangat jarang terjadi, karena MSG biasanya dicampurkan ke dalam masakan. Selain itu, terdapat juga bahan makanan lain, terutama karbohidrat, yang dimakan bersamaan dengan MSG.

Apakah benar MSG menimbulkan sesak nafas pada penderita asma?
Sesak nafas pada penderita asma setelah mengonsumsi MSG mungkin terjadi bila penyakit asmanya tidak terkontrol atau tidak diobati sebagaimana mestinya. Sementara untuk dugaan antara konsumsi MSG dengan timbulnya lesi (luka) pada otak, munculnya penyakit Alzheimer, Huntington Disease, amyotopic lateral sclerosis, dan penyakit kronis lainnya, FDA telah mengambil tindakan. Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat ini telah meminta FASEB untuk menelaah ulang semua penelitian tentang efek kesehatan MSG.

Laporan final FASEB diterbitkan dalam buku setebal 350 halaman untuk FDA pada tanggal 31 Juli 1995. Berdasarkan laporan ini, FDA berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah apa pun yang membuktikan bahwa MSG atau glutamat menyebabkan lesi otak dan penyakit kronis.

Kesimpulannya, MSG atau vetsin aman untuk digunakan atau dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Berbagai "mitos" tentang efek samping MSG tidak memiliki bukti ilmiah yang kuat, sehingga seluruh badan pengawasan makanan dunia masih menggolongkan MSG sebagai bahan yang "Generally Regarded as Safe" (GRAS) dan tidak menentukan berapa batas asupan hariannya.

(Dr Johanes C. Chandrawinata, MND, dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Melinda, Bandung)
Sumber : kompas.com
http://female.kompas.com/index.php/read/xml/2009/09/09/09163428/debat.seputar.bahaya.msg